Kamis, 18 Oktober 2012

Perencanaan Biaya Pendidikan Anak

Perlukah? Gimana Caranya?
PENDAHULUAN
Sebuah pertanyaan : saya punya seorang anak berumur 2 tahun. Tentunya saya ingin sekali menyiapkan dana pendidikannya sedari sekarang. Karena kaget juga melihat tetangga dan saudara yang memasukkan anak mereka ke sekolah, ternyata biaya pendidikan sekarang ini mahal sekali. Jadi, saya ingin menyiapkan dananya dari jauh-jauh hari. Apakah perencanaan biaya pendidikan anak dari usia dini itu diperlukan, sebuah keharusan ataukah alternatif?

PERHATIAN ORANG TUA
Pendidikan dan biaya hidup adalah kata pertama yang kerap muncul di benak orang tua ketika anaknya lahir ke dunia. Suka tak suka, mau tidak mau, mereka akan membayangkan untuk menyiapkan kedua hal itu di kemudian hari. Dan bagi orang tua yang betul-betul menyadari pentingnya pendidikan, pasti akan memberikan perhatian besar pada persoalan yang satu ini. Hanya, meskipun tahu arti pentingnya pendidikan, tak banyak orang tua betul-betul serius menyiapkan dana pendidikan anak-anaknya. Banyak orang tua selama ini hanya memikirkan kerja dan kerja setiap hari tanpa berusaha menyisihkan uang. “Mungkin karena mereka berpikir pekerjaan mereka akan selalu awet sampai nanti anak-anaknya sekolah dan menyelesaikan pendidikannya, mereka tidak sadar bahwa segala risiko bisa saja terjadi,” ujar seorang perencana keuangan  pada suatu seminar pendidikan di Jakarta.


Menurutnya, memang, ada tiga kondisi yang selama ini kerap membuat para orang tua tidak mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Tiga kondisi itu antara lain:
-          Orang tua merasa, bahwa kondisi keuangannya saat ini masih baik dan akan terus bertahan  sampai nanti ketika anak-anaknya masuk sekolah.
-          Orang tua merasa, bahwa biaya sekolah tidak akan naik
-          Orang tua merasa, bahwa selama kondisi fisik dan jiwanya masih sehat mereka akan selalu merasa mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, termasuk pendidikan
Ada tiga alasan utama yang mana orang tua harus menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin, yaitu sekarang dan bukan nanti, yaitu:
-          Camkan di dalam benak, bahwa biaya pendidikan saat ini mahal dan akan naik terus
-          Kondisi ekonomi tidak selalu bagus
-          Fisik mereka sebagai orang tua tidak selalu sehat
“Hitung dari sekarang keuangan Anda, dan jangan pernah menunda-nunda untuk menyisihkan pendidikan dari hitungan-hitungan itu, karena Anda tidak akan pernah sadar akan apa yang akan terjadi kelak di kemudian hari”

PERHITUNGAN BIAYA PENDIDIKAN
Peningkatan biaya pendidikan seakan tak mengenal kata berhenti. Setiap 1-2 tahun, terlihat kenaikan biaya pendidikan. Jika Anda berencana memiliki anak dalam beberapa tahun ke depan, mulailah untuk menabung dan berinvestasi sedini mungkin, karena menurut Mohammad B. Teguh, Independent Financial Planner dari Quantum Magna Financial, inflasi biaya pendidikan bisa meningkat sekitar 18-20 persen per tahun. Artinya, jika mengandalkan tabungan  yang mengendap dengan jumlah seadanya, akan sulit untuk mengejarnya.
Dimulai dari kapan sebaiknya menabung untuk pendidikan anak? Teguh mengatakan sedini mungkin, mengingat harga biaya sekolah yang cenderung naik. Dari sana, Teguh membagi tips untuk Anda, yang berencana memiliki anak agar menyiapkan dana pendidikan, sebisa mungkin, dalam bentuk investasi. “Kalau tabungan, biasanya sekitar 3 persen saja per tahunnya, lalu inflasi sekitar 20 persen, tidak akan terkejar. Sebaiknya Anda mulai melakukan perencanaan keuangan dan investasi yang bunganya cukup besar,” jelas Teguh yang mengingatkan, pastikan Anda memiliki angka pasti yang ingin dikejar supaya bisa lebih fokus menabung. Jangan lupa untuk menghitung angka pasti itu sudah mencakup biaya masuk sekolah ditambah perkiraan inflasi dan investasi Anda disisihkan dari pendapatan bulanan sekitar 10-30 persen.
Ambil asumsi, Anda baru berencana menikah, akan lebih baik jika sudah memikirkan biaya pendidikan anak. “Kebanyakan calon pengantin hanya memikirkan biaya keuangan untuk hari pernikahan. Namun, yang lupa dilihat adalah usai pernikahan akan banyak kebutuhan bersama yang butuh pembiayaan, termasuk biaya sekolah anak. Misalkan, Anda akan menikah tahun depan, dalam 2 tahun ke depan akan ada anak yang lahir. Jika diperhitungkan, mungkin sekitar 6 tahun dari sekarang, si anak akan mulai masuk TK, lalu 3 tahun setelahnya, ia akan masuk SD, yang artinya, dalam waktu 15 tahun dari sekarang. Lalu lagi ia akan masuk SMP, dan seterusnya. Siapkan sejak dini biayanya, maka Anda tidak akan menyiapkan uang dalam jumlah besar mendadak,” jelas Teguh.
“Misal si anak ingin Anda sekolahkan di sebuah sekolah yang biaya masuknya sekitar Rp 20 juta, dan itu masih ada sekitar 5 tahun lagi, biaya tersebut harus dipikirkan sedari sekarang, supaya biaya tabungannya tidak berat menjelang harinya. Karena masih 5 tahun lagi, perlu diperhitungkan pula kenaikan harga yang akan terjadi selama 5 tahun itu. Untuk pendidikan, menurut perhitungan kami, terjadi kenaikan sekitar 18-20 persen per tahun. Jadi, kalau mau siapkan dana pendidikan dalam beberapa tahun ke muka, siapkan lebihan dana sekitar sekian persen tadi kalau mau aman. Lalu, dari angka tersebut, katakan 20 persen dari Rp 20 juta, dapat angka Rp 24 juta, pikirkan bagaimana mendapat angka tersebut dengan investasi setiap sebulannya. Lihat pula kemampuan kita dengan sekolah yang dituju. Jika gaji kita hanya, katakanlah, Rp 5 juta, sementara biaya sekolah per bulannya juga segitu, kita tidak akan sanggup, jadi, jangan lupa untuk menghitung segala pengeluaran yang dibutuhkan anak saat sekolah di sana,” papar Teguh.
Mengenai bagaimana mempersiapkan uang sekolah, berikut ini saran dari Safir Senduk, dikutip dari berita Kompas Edukasi, Yuk, Hitung Biaya Sekolah ala Safir Senduk!:
Ambil contoh, anak Anda tahun ini berumur 1 tahun. Rencananya, di usianya yang keenam nanti Anda akan memasukkannya ke Sekolah Dasar swasta “A”, yang biaya masuknya tahun ini sebesar Rp 15 juta. Nah, kira-kira, berapa besarnya biaya masuk SD “A” saat anak Anda berusia enam tahun?
-          Pertama, jadikan inflasi sebagai patokan Anda menghitungnya.
-          Jika inflasi mencapai 10 persen, berarti suatu barang yang tadinya seharga Rp 1 juta, setelah setahun harga barang tersebut mencapai Rp 1,1 juta
-          Nah, jika biaya masuk ke SD “A” tahun ini sebesar Rp 15 juta, dengan inflasi 10 % (persen), maka biaya masuk SD tersebut tahun depan adalah 16.500.000.
-          Caranya menghitung: 15.000.000 x 1,1 (10 %)  = 16.500.000 juta
-          Tahun berikutnya atau tahun kedua, langkah yang dilakukan juga begitu, yaitu 16.500.000 x 1,1 = Rp 18.150.000 juta
-          Begitulah seterusnya Anda menghitung hingga memeroleh angka pada tahun keenam. Yaitu, dengan mengalikan jumlah biaya di tahun yang terakhir dengan 10 persen atau 1,1 tahun.
TAHAPAN DANA PENDIDIKAN
Ada sejumlah tahapan dalam mempersiapkan dana pendidikan menurut Adler Haymans Manurung, praktisi keuangan:
-           Pertama, menentukan sekolah anak. Keluarga harus tahu dengan jelas pendidikan yang diingin-kan bagi sang anak dan disesuaikan dengan kemampuan anak. Keluarga tidak bisa memaksakan anak untuk bersekolah di sekolah yang standar nilainya jauh di atas kemampuan anak.
-          Kedua, menghitung seluruh biaya yang diperlukan untuk pendidikan anak-anak. Keluarga harus mengumpulkan informasi mengenai biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan anak-anak. Biaya tersebut termasuk biaya sekolah, biaya pembangunan, biaya rekreasi, biaya buku-buku, serta biaya lain.
-          Ketiga, menentukan tingkat inflasi mulai sekarang sampai anak masuk sekolah bahkan ketika anak-anak menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Tingkat inflasi bisa diperhitungkan dengan menggunakan asumsi tingkat inflasi sekarang. Bila tingkat inflasi sekarang terlalu kecil, estimasi tingkat inflasinya harus dinaikkan. Bila tahun ini kita mempunyai inflasi 5 persen, keluarga sebaiknya menaikkan inflasi sekitar 6 persen sampai dengan 7 persen. Pemerintah sendiri mempunyai inflasi sesuai harapan, moderat, dan terjelek. Keluarga juga bisa bertanya kepada lembaga penelitian atau lembaga yang menerbitkan inflasi, seperti Badan Pusat Statistik atau pakar ekonomi, agar bisa mendapatkan angka inflasi yang valid dan dipercaya untuk melakukan estimasi ke masa mendatang.
-          Keempat, melakukan perhitungan terhadap tingkat bunga yang berlaku pada masa mendatang. Tingkat bunga yang diramalkan pada masa mendatang tersebut tidak terlepas dari tingkat inflasi yang diestimasikan. Tingkat bunga merupakan refleksi dari tingkat inflasi yang berlaku. Oleh karena itu, keluarga harus mendapatkan tingkat bunga riil yang dikehendaki pemerintah setiap tahunnya. Bila tingkat bunga riil yang dikehendaki pemerintah sekitar 1 persen sampai dengan 2 persen seperti sekarang ini, tingkat bunga yang berlaku merupakan hasil jumlah tingkat bunga riil dengan inflasi. Bila inflasi 7 persen, tingkat bunga yang berlaku sebesar 8 persen sampai dengan 9 persen.
-          Kelima, menentukan besaran tabungan yang dilakukan. Bila dana yang dibutuhkan telah ditentukan dan jumlah waktu anak untuk sampai sekolah tersebut, keluarga dapat menentukan jumlah tabungan setiap bulan. Misalnya, keluarga membutuhkan dana sebesar Rp 75 juta, dimana dana ini dibutuhkan lima tahun mendatang atau 60 bulan, maka dana yang harus di-sisihkan dari pendapatan keluarga setiap bulannya sebesar Rp 1,25 juta. Artinya, dana tabungan sebesar Rp 1,25 juta ini disimpan di bawah bantal, belum dikembangbiakkan melalui investasi. Bila keluarga melakukan investasi, dana yang disisihkan akan lebih kecil dan sangat baik bila lebih lama melakukan investasi.
JADI, BAGAIMANA MENURUT PENDAPAT ANDA?

Didit Purwono
Financial Advisor, PFC Certified

Tidak ada komentar:

Posting Komentar