Perlukah? Gimana Caranya?
PENDAHULUAN
Sebuah pertanyaan : saya punya seorang anak berumur 2 tahun. Tentunya
saya ingin sekali menyiapkan dana pendidikannya sedari sekarang. Karena
kaget juga melihat tetangga dan saudara yang memasukkan anak mereka ke
sekolah, ternyata biaya pendidikan sekarang ini mahal sekali. Jadi, saya
ingin menyiapkan dananya dari jauh-jauh hari. Apakah perencanaan biaya
pendidikan anak dari usia dini itu diperlukan, sebuah keharusan ataukah
alternatif?
PERHATIAN ORANG TUA
Pendidikan dan biaya hidup adalah kata pertama yang kerap muncul di
benak orang tua ketika anaknya lahir ke dunia. Suka tak suka, mau tidak
mau, mereka akan membayangkan untuk menyiapkan kedua hal itu di kemudian
hari. Dan bagi orang tua yang betul-betul menyadari pentingnya
pendidikan, pasti akan memberikan perhatian besar pada persoalan yang
satu ini. Hanya, meskipun tahu arti pentingnya pendidikan, tak banyak
orang tua betul-betul serius menyiapkan dana pendidikan anak-anaknya.
Banyak orang tua selama ini hanya memikirkan kerja dan kerja setiap hari
tanpa berusaha menyisihkan uang. “Mungkin karena mereka berpikir
pekerjaan mereka akan selalu awet sampai nanti anak-anaknya sekolah dan
menyelesaikan pendidikannya, mereka tidak sadar bahwa segala risiko bisa
saja terjadi,” ujar seorang perencana keuangan pada suatu seminar
pendidikan di Jakarta.
Menurutnya, memang, ada tiga kondisi yang selama ini kerap membuat
para orang tua tidak mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anaknya.
Tiga kondisi itu antara lain:
- Orang tua merasa, bahwa kondisi keuangannya saat ini masih
baik dan akan terus bertahan sampai nanti ketika anak-anaknya masuk
sekolah.
- Orang tua merasa, bahwa biaya sekolah tidak akan naik
- Orang tua merasa, bahwa selama kondisi fisik dan jiwanya
masih sehat mereka akan selalu merasa mampu memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarganya, termasuk pendidikan
Ada tiga alasan utama yang mana orang tua harus menyiapkan
dana pendidikan sedini mungkin, yaitu sekarang dan bukan nanti, yaitu:
- Camkan di dalam benak, bahwa biaya pendidikan saat ini mahal dan akan naik terus
- Kondisi ekonomi tidak selalu bagus
- Fisik mereka sebagai orang tua tidak selalu sehat
“Hitung dari sekarang keuangan Anda, dan jangan pernah menunda-nunda
untuk menyisihkan pendidikan dari hitungan-hitungan itu, karena Anda
tidak akan pernah sadar akan apa yang akan terjadi kelak di kemudian
hari”
PERHITUNGAN BIAYA PENDIDIKAN
Peningkatan biaya pendidikan seakan tak mengenal kata berhenti.
Setiap 1-2 tahun, terlihat kenaikan biaya pendidikan. Jika Anda
berencana memiliki anak dalam beberapa tahun ke depan, mulailah untuk
menabung dan berinvestasi sedini mungkin, karena menurut Mohammad B.
Teguh, Independent Financial Planner dari Quantum Magna Financial,
inflasi biaya pendidikan bisa meningkat sekitar 18-20 persen per tahun.
Artinya, jika mengandalkan tabungan yang mengendap dengan jumlah
seadanya, akan sulit untuk mengejarnya.
Dimulai dari kapan sebaiknya menabung untuk pendidikan anak? Teguh
mengatakan sedini mungkin, mengingat harga biaya sekolah yang cenderung
naik. Dari sana, Teguh membagi tips untuk Anda, yang berencana memiliki
anak agar menyiapkan dana pendidikan, sebisa mungkin, dalam bentuk
investasi. “Kalau tabungan, biasanya sekitar 3 persen saja per tahunnya,
lalu inflasi sekitar 20 persen, tidak akan terkejar. Sebaiknya Anda
mulai melakukan perencanaan keuangan dan investasi yang bunganya cukup
besar,” jelas Teguh yang mengingatkan, pastikan Anda memiliki angka
pasti yang ingin dikejar supaya bisa lebih fokus menabung. Jangan lupa
untuk menghitung angka pasti itu sudah mencakup biaya masuk sekolah
ditambah perkiraan inflasi dan investasi Anda disisihkan dari pendapatan
bulanan sekitar 10-30 persen.
Ambil asumsi, Anda baru berencana menikah, akan lebih baik jika sudah
memikirkan biaya pendidikan anak. “Kebanyakan calon pengantin hanya
memikirkan biaya keuangan untuk hari pernikahan. Namun, yang lupa
dilihat adalah usai pernikahan akan banyak kebutuhan bersama yang butuh
pembiayaan, termasuk biaya sekolah anak. Misalkan, Anda akan menikah
tahun depan, dalam 2 tahun ke depan akan ada anak yang lahir. Jika
diperhitungkan, mungkin sekitar 6 tahun dari sekarang, si anak akan
mulai masuk TK, lalu 3 tahun setelahnya, ia akan masuk SD, yang artinya,
dalam waktu 15 tahun dari sekarang. Lalu lagi ia akan masuk SMP, dan
seterusnya. Siapkan sejak dini biayanya, maka Anda tidak akan menyiapkan
uang dalam jumlah besar mendadak,” jelas Teguh.
“Misal si anak ingin Anda sekolahkan di sebuah sekolah yang biaya
masuknya sekitar Rp 20 juta, dan itu masih ada sekitar 5 tahun lagi,
biaya tersebut harus dipikirkan sedari sekarang, supaya biaya
tabungannya tidak berat menjelang harinya. Karena masih 5 tahun lagi,
perlu diperhitungkan pula kenaikan harga yang akan terjadi selama 5
tahun itu. Untuk pendidikan, menurut perhitungan kami, terjadi kenaikan
sekitar 18-20 persen per tahun. Jadi, kalau mau siapkan dana pendidikan
dalam beberapa tahun ke muka, siapkan lebihan dana sekitar sekian persen
tadi kalau mau aman. Lalu, dari angka tersebut, katakan 20 persen dari
Rp 20 juta, dapat angka Rp 24 juta, pikirkan bagaimana mendapat angka
tersebut dengan investasi setiap sebulannya. Lihat pula kemampuan kita
dengan sekolah yang dituju. Jika gaji kita hanya, katakanlah, Rp 5 juta,
sementara biaya sekolah per bulannya juga segitu, kita tidak akan
sanggup, jadi, jangan lupa untuk menghitung segala pengeluaran yang
dibutuhkan anak saat sekolah di sana,” papar Teguh.
Mengenai bagaimana mempersiapkan uang sekolah, berikut ini saran dari
Safir Senduk, dikutip dari berita Kompas Edukasi, Yuk, Hitung Biaya
Sekolah ala Safir Senduk!:
Ambil contoh, anak Anda tahun ini berumur 1 tahun. Rencananya, di
usianya yang keenam nanti Anda akan memasukkannya ke Sekolah Dasar
swasta “A”, yang biaya masuknya tahun ini sebesar Rp 15 juta. Nah,
kira-kira, berapa besarnya biaya masuk SD “A” saat anak Anda berusia
enam tahun?
- Pertama, jadikan inflasi sebagai patokan Anda menghitungnya.
- Jika inflasi mencapai 10 persen, berarti suatu barang yang
tadinya seharga Rp 1 juta, setelah setahun harga barang tersebut
mencapai Rp 1,1 juta
- Nah, jika biaya masuk ke SD “A” tahun ini sebesar Rp 15
juta, dengan inflasi 10 % (persen), maka biaya masuk SD tersebut tahun
depan adalah 16.500.000.
- Caranya menghitung: 15.000.000 x 1,1 (10 %) = 16.500.000 juta
- Tahun berikutnya atau tahun kedua, langkah yang dilakukan juga begitu, yaitu 16.500.000 x 1,1 = Rp 18.150.000 juta
- Begitulah seterusnya Anda menghitung hingga memeroleh
angka pada tahun keenam. Yaitu, dengan mengalikan jumlah biaya di tahun
yang terakhir dengan 10 persen atau 1,1 tahun.
TAHAPAN DANA PENDIDIKAN
Ada sejumlah tahapan dalam mempersiapkan dana pendidikan menurut Adler Haymans Manurung, praktisi keuangan:
- Pertama, menentukan sekolah anak. Keluarga harus tahu
dengan jelas pendidikan yang diingin-kan bagi sang anak dan disesuaikan
dengan kemampuan anak. Keluarga tidak bisa memaksakan anak untuk
bersekolah di sekolah yang standar nilainya jauh di atas kemampuan anak.
- Kedua, menghitung seluruh biaya yang diperlukan untuk
pendidikan anak-anak. Keluarga harus mengumpulkan informasi mengenai
biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan anak-anak. Biaya tersebut
termasuk biaya sekolah, biaya pembangunan, biaya rekreasi, biaya
buku-buku, serta biaya lain.
- Ketiga, menentukan tingkat inflasi mulai sekarang sampai
anak masuk sekolah bahkan ketika anak-anak menempuh pendidikan di
sekolah tersebut. Tingkat inflasi bisa diperhitungkan dengan menggunakan
asumsi tingkat inflasi sekarang. Bila tingkat inflasi sekarang terlalu
kecil, estimasi tingkat inflasinya harus dinaikkan. Bila tahun ini kita
mempunyai inflasi 5 persen, keluarga sebaiknya menaikkan inflasi sekitar
6 persen sampai dengan 7 persen. Pemerintah sendiri mempunyai inflasi
sesuai harapan, moderat, dan terjelek. Keluarga juga bisa bertanya
kepada lembaga penelitian atau lembaga yang menerbitkan inflasi, seperti
Badan Pusat Statistik atau pakar ekonomi, agar bisa mendapatkan angka
inflasi yang valid dan dipercaya untuk melakukan estimasi ke masa
mendatang.
- Keempat, melakukan perhitungan terhadap tingkat bunga yang
berlaku pada masa mendatang. Tingkat bunga yang diramalkan pada masa
mendatang tersebut tidak terlepas dari tingkat inflasi yang
diestimasikan. Tingkat bunga merupakan refleksi dari tingkat inflasi
yang berlaku. Oleh karena itu, keluarga harus mendapatkan tingkat bunga
riil yang dikehendaki pemerintah setiap tahunnya. Bila tingkat bunga
riil yang dikehendaki pemerintah sekitar 1 persen sampai dengan 2 persen
seperti sekarang ini, tingkat bunga yang berlaku merupakan hasil jumlah
tingkat bunga riil dengan inflasi. Bila inflasi 7 persen, tingkat bunga
yang berlaku sebesar 8 persen sampai dengan 9 persen.
- Kelima, menentukan besaran tabungan yang dilakukan. Bila
dana yang dibutuhkan telah ditentukan dan jumlah waktu anak untuk sampai
sekolah tersebut, keluarga dapat menentukan jumlah tabungan setiap
bulan. Misalnya, keluarga membutuhkan dana sebesar Rp 75 juta, dimana
dana ini dibutuhkan lima tahun mendatang atau 60 bulan, maka dana yang
harus di-sisihkan dari pendapatan keluarga setiap bulannya sebesar Rp
1,25 juta. Artinya, dana tabungan sebesar Rp 1,25 juta ini disimpan di
bawah bantal, belum dikembangbiakkan melalui investasi. Bila keluarga
melakukan investasi, dana yang disisihkan akan lebih kecil dan sangat
baik bila lebih lama melakukan investasi.
JADI, BAGAIMANA MENURUT PENDAPAT ANDA?
Didit Purwono
Financial Advisor, PFC Certified
Kamis, 18 Oktober 2012
Jumat, 12 Oktober 2012
Perencanaan Keuangan untuk Masa Pensiun
Persiapan Keuangan Masa Pensiun, Kenapa Penting...?
Masa pensiun
adalah tahapan yang cukup rawan bagi kondisi keuangan pekerja, pada
masa pensiun gaji yang biasanya diterima pekerja tidak akan datang lagi.
Seorang pekerja untuk dapat menikmati masa pensiun dengan baik memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Masa
bekerja adalah masa yang baik untuk mempersiapkan bekal keuangan yang
akan digunakan pada masa pensiun. Bagaimanakah melakukan perencanaan
keuangan untuk mengumpulkan bekal itu?
Orang tua kita mempersiapkan
kita untuk mampu mengarungi kehidupan dengan mendidik moral, melatih
mental dan menyekolahkan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua
memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan dan juga
menyekolahkan kita setinggi-tingginya yang bisa dibiayai oleh mereka.
Demikian juga kita mempunyai tanggung jawab pada diri kita sendiri dan
juga kepada keluarga yang dicintai, untuk bisa membiaya kehidupan semasa
pensiun dan sekaligus menunaikan kewajiban orang tua kepada anak yang
belum sempat ditunaikan pada saat kita memasuki masa pensiun. Untuk
mempersiapkannya maka perencanaan keuangan keluarga semakin dirasakan
penting untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa pensiun seperti membiayai
pendidikan anak yang belum dewasa pada saat pensiun, atau sebagai
pencegahan agar keuangan kita tidak tergantung anak-anak atau sanak
keluarga.
Kalau
meperhatikan siklus hidup manusia maka rentang masa 1-6 tahun adalah
masa kanak-kanak. Usia 7-18 adalah masa sekolah dan bagi mereka yang
beruntung meneruskan pendidikan di Perguruan tinggi sampai mendapatkan
diploma, sarjana atau bahkan menamatkan studi pasca sarjana. Masa
panjang yang dialami adalah usia
25 sampai dengan 55 tahun, masa bekerja dan memperoleh penghasilan dan
usia yang umum bagi masyarakat pekerja Indonesia pensiun, masa 55 tahun
sampai dengan 75 tahun. Masa pensiun seseorang dapat berlangsung sampai
dengan 20 tahun atau bahkan lebih.
Perhatikan siklus/fase kehidupan kita pada umumnya seperti gambar berikut ini.
Dari rentang waktu tersebut diatas yang menjadi perhatian kita dalam membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun
adalah masa bekerja dari usia 25 sampai dengan 55 tahun atau 30 tahun
bekerja dan masa pensiun dari usia 55 sampai dengan usia 75 tahun atau
20 tahun masa pensiun. Untuk sebagian orang yang dikaruniai usia panjang
dapat mencapai usia 80 tahun bahkan lebih, artinya masa pensiun bisa
mencapai 25 tahun atau lebih. Setelah usia 55 tahun (masa pensiun), penghasilan menurun, padahal biaya hidup cenderung meningkat atau bertambah. Apakah kita sudah memikirkan bagaimana
membiayai kehidupan sepanjang 20-25 tahun setelah pensiun? Caranya adalah seperti berikut ini....
Ingat
bahwa masa produktif adalah masa bekerja, pada masa ini keuangan
keluarga perlu dikelola dengan baik. Mengkonsumsi semua pendapatan
adalah cara terbaik menghancurkan kenyamanan keuangan pada masa pensiun.
Berbagai literatur menyarankan kegiatan menabung dan berinvestasi
adalah cara terbaik untuk mempersiapkan keuangan masa pensiun. Berapakah
besaran pendapatan yang harus ditabung dan dikonsumsi agar kita dapat
memperoleh keamanan keuangan masa pensiun kita?
Besaran pendapatan yang harus ditabung atau di investasikan sangat bergantung kepada kebutuhan masa pensiun yang akan datang. Biasanya
para perencana keuangan keluarga menyarankan 20-30% dari pendapatan
tidak dikonsumsi pada masa aktif, dana ini dialokasikan untuk tabungan
dan investasi. Berapa besaran ideal dana yang ditabung dan berapa
besaran dana yang harus diinvestasikan?
Besaran
Tabungan dan investasi yang diperlukan oleh seseorang adalah sangat
beragam bergantung tingkatan pendapatan dan gaya hidup yang
bersangkutan. Perlu diingat bahwa tabungan bukanlah sarana yang baik
untuk mempersiapkan dana masa pensiun. Tabungan disarankan hanya untuk
memenuhi kebutuhan dana darurat (emergency fund). Besaran yang umum
disarankan adalah 6 bulan sampai dengan 12 bulan besaran konsumsi
bulanan. Individu yang lebih konservatif mungkin perlu tabungan lebih
besar lagi untuk memenuhi rasa amannya.
Perencanaan investasi
untuk mendukung perencanaan keuangan masa pensiun lebih kompleks dari
perencanaan tabungan. Unsur penting yang perlu diperhatikan adalah
besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasi. Penilaian
dan pemilihan sarana investasi tidak akan dibahas secara terinci pada
tulisan ini, mengingat banyak yang perlu dijelaskan. Berapakah besaran
investasi yang diperlukan oleh seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup
dimasa pensiun.
Misalkan pada saat pensiun kita memerlukan pendapatan bulanan Rp. 10 juta per bulan berapakah nilai investasi yang diperlukan? Untuk
mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 10 juta perbulan diperlukan dana
investasi Rp. 1 milyar dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% per
tahun atau 1 % perbulan. Angka tersebut belum memperhitungkan tingkat
inflasi tahunan, apabila tingkat inflasi tahunan 8% pertahun maka hasil
investasi harus lebih tinggi yaitu 20% per tahun agar kita tetap
mendapatkan imbal hasil Rp.10 juta per bulan. Apabila kita tidak memperoleh
kesempatan investasi yang lebih baik alias tingkat hasil investasi
tetap 12% pertahun maka sekurang-kurangnya diperlukan dana investasi
sebesar Rp. 2 milyar untuk mendapatkan imbal hasil RP. 10 juta. Bagaimana
kalau kita ingin mempertahankan tingkat kehidupan saat ini dengan
penghasilan Rp. 20 juta per bulan maka dana investasi yang diperlukan
bisa mencapai Rp. 4 milyar pertahun dengan asumsi tingkat hasil
investasi 12% dan inflasi 8 % pertahun. Perhitungan-perhitungan diatas sangat
disederhanakan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat anda
dapat menghubungi profesional perencana keuangan keluarga/financial advisor, sekaligus
memperoleh nasihat bagaimana merencanakan keuangan yang baik untuk
membiayai masa pensiun anda.
Anda dapat belajar kepada senior yang berhasil
menikmati masa pensiunnya dengan baik. Pada kesempatan yang lain
belajarlah juga dari para senior yang mengalami masa
pensiun dengan penuh kesulitan. Pada umumnya pekerja pada perusahaan
bonafid memperoleh banyak kemudahan atau berkecukupan pada masa dinasnya
melupakan perencanaan keuangan masa pensiunnya. Atau mungkin para
pekerja tersebut telah berusaha mempersiapkan masa pensiunnya namun
perhitungan yang tidak cermat menyebabkan
perencanaan gagal dan lagi-lagi mengalami masa pensiun yang pahit.
Janganlah masa pensiun anda menjadi taruhan segeralah buatlah rencana keuangan pensiun
dengan baik, bila perlu mintakan bantuan profesional perencanaan
keuangan atau certified financila planner untuk membuatkan perencanaan
keuangan pensiun anda. Sedia payung sebelum hujan itulah kata bijak
tetua kita. Ingat masa pensiun bisa 10 (sepuluh tahun), 20 tahun atau bahkan lebih lama dari 20 tahun, karenanya waspadalah!
Kapan
waktu yang baik untuk memulai pelaksanaan persiapan keuangan masa
pensiun anda? Kalau saat ini anda mempunyai waktu sepuluh tahun
menjelang pensiun maka anda sudah cukup terlambat melakukan persiapan
keuangan pensiun namun apabila ditunda lebih lama lagi maka kesulitan
keuangan dimasa pensiun akan semakin menjadi nyata. Waktu yang terbaik
mungkin adalah 5 tahun yang lalu atau 10
tahun yang lalu atau bahkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu.
Prinsipnya persiapan keuangan masa pensiun adalah semakin cepat semakin
bagus, ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus, tunggu apa lagi,
hati-hati jangan terlena dengan kondisi nyaman saat ini lihatlah
senior-senior anda yang tidak merencanakan keuangan pensiunnya secara
memadai.
Didit Purwono
Financial Advisor , PFC Certified
Langganan:
Postingan (Atom)